Selamat Datang Di Blog Saya

Kamis, 26 Desember 2019

Menggapai cita dan cinta2# hilangnya cahaya


Disebuah bangku panjang sekolah terlihat seorang gadis remaja yang tengah asyik memandangi sebuah kertas putih yang tergoreskan banyak sekali tinta pena didalamnya. Ia memang lebih senang membagi perasaaannya kepada kertas dan pen karena ia tidak punya teman lain, selain kedua benda itu. Dulu ia termasuk siswi populer dan penuh prestasi tapi semenjak banyak yang tahu masalah keluarganya sepuluh tahun yang lewat, ia selalu menjadi bahan ejekan temannya sehingga membuat ia terpuruk.

Terdengarlah suara dari belakang: “jiena” jiena pun menoleh, ternyata suara itu milik mino, yang terlihst menyimpan rasa pada jiena sehingga ia selalu mencari kemanapun jiena pergi.
“apa yang kau lakukan” tanya mino.
“ ah, tidak “ jawab jiena, sambil memasukkan kertas tersebut kedalam saku seragamnya.
Lalu mino pun berpindah posisi yang semula duduk disamping jiena kini berada didepan jiena.
“ kenapa kamu selalu saja begitu,memendam semuanya sendiri apa kamu tidak lelah,ayolah aku juga mau menjadi tempat pengaduanmu”ujar mino.
“sudahlah,ini bukan masalah besar” tegas jiena.
“apa kau selama ini buta atas perhatianku padamu”kata mino.
“ apa yang kamu katakan sudahlah aku ingin kekelas” ujar jiena sambil beranjak dari tempak duduk lalu pergi.

     Jiena pun meningggalkan mino sendiri, padahal sedikit lagi mino akan mengungkapkan perasaan yang selama ini dipendamny dalam – dalam.
      Bel sekolah pun berbunyi dan mengisyaratkan para siswa untuk pulang. Seperti biasa jiena dan mino pun pulang bersama karena rumah yang berjarak tak jauh antara satu sama lain.tak seperti biasanya kali ini mereka terlihat hanya diam tanpa bercakap.
“ berhenti” kata mino.
“ ia ada apa” tanya jiena.
“aku sudah sampai, kalau begitu aku masuk” ujar mino,sambil membuka pintu gerbang rumahnya lalu masuk.
“ ada apa dengannya” ujar jiena sedikit bingung dengan sikap mino.

        Diperjalanan solonya jiena ditemani dengan nyanyian para jangkrik yang terdengar sangat kacau namun lumayan untuk mengisi sunyinya malam. Jiena pun berhenti karena sepertinya ia sudah sampai.
“ayah aku pulang, mengapa sangat sepi apa yang ayah sedang tidur”tanya jiena.
Lalu jiena pun berjalan menuju kamar yang biasa ayahnya gunakan untuk istirahat pun kosong.
“ kemana ayah pergi” gumam jiena dalam hati
Jiena pun terus mencari ayahnya keseluruh penjuru rumahnya hingga pada akhirnya jiena menemukan ayahnya dalam kondisi bertambah parah karena biasanya dani bisa berjalan namun sekarang membuka mulut pun rasanya tabu untuk dilakukan.
“ ayah, ayah tidak papakan,jawab aku ayah “ ucap jiena dengan berlinang air mata.
Dani pun hanya bisa memandangi wajah putri bungsu itu dengan penuh kasih sayang eperti layaknya seseorang yang ingin menyampaikan sesuatu tapi tak bisa sehingga dani hanya bisa nangis.
“mengapa ayah diam saja”tanya jiena.

Tak lama kemudian dani pun menutup matanya entah ia pingsan ataupun pergi untuk selamanya. Sementara mino yang berada dirumah pun merasakan ada yang mengganjal di penaknya,dan ia pun memutuskan untuk pergi menemui jiena.
Minopun sampai, alangkah terkejutnya ia setelah didapatinya keadaan ayah jiena yang tengah sekarat. Mino pun langsung menempelkan tangannya pada pergelangan ayah jiena untuk memeriksa denyut nadinya.
“kenapa tidak terasa apa – apa gumam mino, sambil mengecek bagian lainnya.
“jiena, sepertinya ayah kamu sudah pergi “ jelas mino.
Sekeras apapun menangis tak akan mengubah apapun yang telah digariskan olehnya karena mungkin itu yang terbaik.

bersambung.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar