Selamat Datang Di Blog Saya

Kamis, 26 Desember 2019

Menggapai cita dan cinta 5# secercah harapan


Duduk termenung di  sebuah jembatan nampaknya menjadi hal indah bagi seorang Jiena dan tak ketinggalan sang sahabat juga ikut menemani siapa lagi kalau bukan  sebuah buku beserta teman tintanya.

“Aku jauh-jauh datang ke  sini tapi tak  ada hal yang aku lakukan selain menulis,apa  aku  pulang saja”Jiena  bergumam lalu  datang seorang pemuda tampan dengan hearphone di telinganya.
“Lo,gak bosen apa nulis mulu”.Ucap  pemuda itu yang membuat Jiena terkejut.
“Astagah”.Kaget Jiena.
“Sorry,heh cewek kereta nama Lo siapa sih”.Tanya sang pemuda kereta.
“Kamu sendiri?”.Tanya Jiena kembali.
                 “Jinu”jawab sang pemuda.
                 “Jiena, itu namaku”ujar Jiena.
                “Nomor HP”Tanya Jinu lagi.
                    Jiena hanya menggelengkan kepalanya.

“Nih nulis di sini(member  ipadnya pada Jiena),nulis disini capek harus megang pena  kalau disini Lo tinggal pencet-pencet “.Ucap Jihu sambil mengambil  buku  dan pena tersebut dari tangan Jiena.
              “Tidak mau”Jiena seraya merebut miliknya kembali namun benda tersebut dengan sengaja dijatuhkan Jihu ke bawah lalu hanyut di  sungai.

Karena kesal  Jiena pun pergi meninggalkan Jihu.
“Lo mau kemana?”.Tanya  Jihu seraya mengejar Jiena lalu memegang  lengannya.
“Lepas,aku mau pulang”.Kata Jiena seraya  menepis tangan  Jihu.
“Gw,anter”.Ucap Jihu tulus.

Jiena pun mengizinkan Jihu untuk  mengantarkannya pulang karena jarak tempat bekerja Jiena lumayan jauh jadi mereka menikmati indahnya lampu-lampu yang ada di jalanan sambil  berjalan  kaki.

15 menit  kemudian.

Mereka pun akhirnya sampai disebuah  restauran kecil tempat Jiena bekerja sekaligus tempat  tinggalnya.Lalu Jiena  pun memasuki kamarnya sementara Jihu telah pergi.Sang pemilik  restauran itu pun  menghampiri Jiena ke kamarnya.

“Jiena ,kamu sudah tidur”.Ucap  sang pemilik restauran yang  merupakan  seorang janda paruh  baya dengan hati  yang  mulia.
“Ah,ibu Rose ada apa  bu”.Tanya Jiena seraya menarik selimut yang  semula ia gunakan  untuk menutupi wajahnya.
“Enggan,ibu Cuma mau bilang kalau  besok pagi kamu ikut ibu ke pasar ibu  mau beli perlengkapan restaurant”.Jelas ibu Rose.

“Iya ,besok aku akan  bangun lebih pagi dari  biasanya”ucap  Jiena  seraya menutup mulutnya yang menguap.
“Ya,sudah tidur sana”ujar ibu Rose sambil membelai lembut rambut Jiena sebelum akhirnya keluar.
Keadaan restauran pun menjadi sunyi dan gelap gulita karena semua  lampu telah  di matikan Ibu Rose.Sementara Jihu masih terjaga karena  ia masih bekerja,sama seperti Jiena juga seorang waiter di sebuah diskotik besar yang selalu ramai pengunjung dan selalu tutup lewat tengah malam.
“Aauuuh,gw ngantuk lagi”ucap Jihu sambil  mengucek matanya yang telah sangat lelah itu.

Tepat pukul 01.00 pagi diskotik itu pun tutup sehingga Jihu pulang dan beristirahat.Cahaya mentari pun mulai menerobos kegelapan malam sehingga  itu pertanda jika hari telah pagi.Seperti janjinya Jiena pun bangun karena ia harus pergi ke pasar.

“Ayo”ajak ibu Rose.
Mereka berjalan sangatlah intim seperti layaknya seorang ibu dan anak.Setelah sepuluh menit perjalanan sampailah mereka pada sebuah pasar tradisional yang berada tak jauh  dari restaurannya.Mereka pun  mulai memilik  sayuran  serta buah-buahan dan  keperluan lainnya.Terdengarlah sebuah suara mobil,Jiena yang  mendengar hal itu pun memalingkan pandangannya sejenak dari sayuran.Lalu turunlah seorang pemilik mobil yang ternyata adalah seorang wanita.Jiena yang merasa penasaran pun ingin mendekati sang wanita meskipun di cegah oleh Ibu Rose.

“Mau kemana kamu”kata Ibu Rose sembari menyamakan posisinya dengan Jiena.
“Sebentar saja bu,aku ingin pergi  sebentar ,sebentar saja”ucap Jiena sambil berlari.
Setelah dirasa cukup dekat Jiena berhenti dari larinya.Hal itu pun membuat wanita itu gugup karena ia takut orang di dalam mobil mengetahui segalanya ,sehingga dengan sigap wanita itu ingin melarikan diri namun Jiena segera menahannya.

“Ibu ,kau kah itu?”Tanya Jiena dengan harapan yang tinggi.
“Bukan,bukan,aku bukan ibumu”tegas wanita itu.
“Kau ibuku,itu benar”ucap Jiena sambil terus menahan lengan ibunya yang berusaha melarikan diri.
Menyadari ada suara berisik dari luar seseorang  di dalam mobil pun keluar.
“Apa-apaan ini” ucap lelaki tersebut yang merupakan suami dari wanita tersebut.
“Dia ibuku mengapa kau bersamanya”ucap Jiena sembari melototi lelaki itu.
“Bukan!”ucap yura dengan keras agar suaminya tak terpengaruh pada Jiena.
“Ah ,kau itu Yura ibuku”tegas Jiena dengan emosi ,entah kapan ggadis pendiam itu berubah mengerikan seperti itu.
“Yura apa itu benar “Tanya lelaki itu.
“Tidak ,itu tidak benar aku sudah bilang jika anakku hanya giena tak ada yang lain, ayo kita pergi dia itu  orang gila yang Cuma mau minta uang sama kita” ucap Yura .
“Ah aku memang gila karena aku sudah tak punya siapa-siapa lagi” kata Jiena sambil menahan air matanya  yang telah berhasil keluar dari matanya.
Mendengar ucapan Jiena membuat Yura sedikit kaget hingga membuatnya mematika langkahnya sejenak.
“Maafkan Ibu nak” lirih Yura dalam hati.
“Ayo” ucap sang suami.
Jienapun kembali karena ia tahu pasti Ibu Rose sudah menunggunya sambil terus menghapus air mata yang tak henti-henti keluar.
“Kamu dari mana saja,  ayo pulang” ucap Ibu Rose yang sepertinya tidak  mengetahui apa yang dialami oleh Jiena
Jiena pun mengangguk, keduanyapun segera pulangnamun dijaln Ibu Rose melupakan sesuatu.
“Aduh ada yang ketinggalan (menepuk jidatnya ), kamu pulang dulu sana  Ibu mau balik lagi  ke pasar” seru Ibu Rose.
Jienapun membawa semua belanjaan yang cukup banyak sehingga membutuhkan kerja  sama antara kedua tanganya. Jinu yang sedang bekerja pun melihat Jiena yang tengah membawa banyak barang iapun keluar untuk membantu.
“Biar gue bawa  “ ujar Jinu
“Tidak usah, ini ringan jadi aku bisa sendiri” ujar Jiena yang ingin menolak bantuan yang Jinu berikan namun tak di gubrisnya.
Jinu membawakan semua barang yang sebelumnya di bawa Jiena seperti layaknya seorang kekasih yang sangat menyayangi wanitanya dan  tak ingin melihatnya kelelahan. Meraka pun sampai Jinu langsung membawanya kedapur.
“Terima kasih “ ucap Jiena.
“Sama-sama,mata lo kenapa (sambil medekati Jiena hingga jarak yang sangat dekat) lo nangis “ Tanya Jinu dengan lembut.
“Tidak “ tegas Jiena sambil mendorong wajah Jinu
“Nih (sambil mencopot aerphone dari telinga ) kata orang music bisa mengubah suasana hati makanya gw selalu pakek “ ucap Jinu.
“tapi aku tidak bisa menggunakannya “ ucap Jiena.
Lalu dengan sabar Jinu memasangkan earphone tersebut pada telinga kanan dan kiri nya lalu memutarkan satu lagu yang menjadi favorit Jino.
“Nah, udah gw pamit, bye” ujar Jinu singkat lalu pergi.
“Enak juga lagunya “ ucap Jiena pelan.

Ibu Rose pun kembali lalu mereka pun memulai memasak karena  sebentar lagi restoran akan di buka. Jiena  pun melayani para pelanggan dengan senyuman manis yang menjadi ciri khasnya dan mungkin itu yang membuat para pelanggan semakin ramai selain karena kualitas makanannya. Setalah dirasa sepi Jiena pun pergi ke dapur dan melamunkan tentang  kejadian tadi pagi sembari mendengarkan musik dari earphone milik Jinu meskipun dengan satu  musik  yang diputar sampai habis lalu diulang terus-menerus.     

“Mencari Ibu,  memang tak ada gunanya lebih baik mencari uang sendiri dan hidup sendiri, aku pasti bisa demi cita-cita” ucap Jiena yang mencoba menyemangati dirinya.

Lalu Jiena pun kembali kedepan dan  membereskan piring-piring  yang ada di meja dan mencucinya.
“Oh, ya “ ucap Jiena seraya mencabut earphone tersebut dari kedud telinganya lalu menggulungnya pada ipad tersebut.

Jiena pun pergi ke tempat kerja Jinu, karena tak terlihat adanya Jinu, Jiena pun masuk kedalam diskotik tersebut, namanya juga diskotik tentu didalmnya terdapat banyak pria bajingan lalu seketika Jiena pun menjadi pusat perhatian  dan banyak yang  menggodanya karena Jiena memang memiliki wajah yang manis serta senyum yang ramah .

“Hai, manis mau kemana yuk minum dulu sama aku, nanti aku kasih sesuatu deh” goda pria tersebut seraya menarik baju Jiena tapi ditepis oleh Jiena dank arena pria itu memaksa dan tak enak hati Jiena menuruti permintaannya.
“Cuman minum saja “ ucap Jiena sedikit gemetar.
Pria itu mengangguk,  Jiena pun dibawa oleh sangpria ketempat duduknya dan memesankan segelas minuman tanpa alcohol untuk Jiena . Jiena pun meminumnya tak terjadi apapun sementara dari kejauhan Jinupun melihat Jiena yang sedang bersama seorang pria tak dikenal, Jinopun menghampiri Jiena dan menariknya secara paksa. Namun sempat beradu mulut sebentar engan pria tersebut.
“Wait-wait mau dibawa kemana si manis ini” ucap pria misterius itu sembari memegang tangan kiri Jiena.
“Bukan urusan lo” kesal  Jinu sambil  membawa Jiena keluar namun lagi-lagi ditahan pria itu.
“Dia cewek gw” tegas pria misterius itu sambil menarik Jiena hingga membuat tak jarak antara mereka . 

Karena jark sedekat itu antara Jiena dan pria itu membuat Jinu meradang dan langsung menyepa pipi pria itu dengan satu tonjokan sedang.

“Kurang ajar” ucap pria itu sambil samil  menonjok pipi kanan Jinu dengan kuat.
“ Jinu berhenti” ucap Jiena yang ingin melerai Jinu dan pria itu. Namun nampaknya amarah  Jinu sudah  meradang   hingga tinjunya mendarat lagi di pipi kiri  pria itu karena yang sebelah kanan telah mendapat bagian.

Pria itu pun terpental dan menjatuhkan seperti ID card dan sempat dilihat sedikit oleh Jiena sebelum dipungut kembali oleh pria itu. Dengan segera Jiena menarik Jinu dan membawanya keluar diskotik.
“ Jinu kamu sebenarnya kenapa, mengapa kamu seperti itu tadi” Tanya Jiena dengan sedikit marah.
“Gw cuma mau melindungi lo, laki-laki itu tadi jahat dia mau ngapain-ngapain lo!” jawab Jinu.
“Yudah , ini punya kamu (memberikan earphone serta ipad milik Jinu ) makasih aku mau pulang.
“ tunggu gw ikut” ucap Jinu seraya melepaskan celemek kerjanya.
“ Emangnya jam kerja kamu sudah selesai “ kata Jiena.
“ bentar lagi sih, tapi bodoh amatlah gw mau pulang” ucap Jinu sambil menarik Jiena.

Mereka berdua pun berjalan beriringanan tak saling bicara  karena kedua nya tengah sibuk dengan urusan masing-masing, Jinu mendengarkan music sementara Jiena  terlihat sedang memikirkan sesuatu.

 “ PT. Karya Topa Putra,  bukankah itu semacam perusahaan yang aktif menerbitkan buku-buku” gumam Jiena yang cukup kuat sehingga Jinupu bisa mendengarnya.
“kenapa “ Tanya Jinu yang sengaja mendengar gumaan JIena dan hanya dibalas senyuman olehnya.
 Merekapun kembali berjalan  di bawah terangnya para bintang yang menjadi satu dan Nampak sangat indah bila dipandang dari bawah. Mereka pun berenti pada sebuah jembatan yang sama pada waktu lalu. Jinu pun mencabut satu earphone nya kemudian ia masukkan ke dalam telinga Jiena.
“Ah” ucap Jiena yang sedikit terkejut.

 Mereka pun mendengarkan music bersam-sama sehinggan pemandangan itu akan membuat siapa saja salah sangka dan akan mengira bahwa mereka adalah sepassang kekasih yang tengah dimabuk asmar namun nyatanya tidak demikian mereka hanyalah sepasang anak muda yang hanya berstatus teman. Karena lelah tak sadar Jinu pun tertidur di bahu Jiena dansemakin lama kepalanya makin ke bawah sehingga di arahkan oleh Jiena ke pahanya.Jinu tertidur sangat lelap sementara Jiena masih memikirkan pria yang iatemui di diskotik tadi.

“Apa aku besok kesana lagi buat nanya sama dia?, ah enggak aku tidak mau kalau Jinu bertengkar lagi” ucap Jiena pada diri sendiri.
“ Tapi, siapa tahu dia bisa membantu aku” ucap Jiena kembali.
Sudah satu jam Jinu pun masih belum bangun juga,  hari sudah lewat tengah malam dan pastinya Ibu Rose akan memarahi jiena karna pulang terlalu larut. Jiena pun akhirnya mencoba untuk membangunkan Jinu.
“ Jinu,Jinu bangun ayo pulang” ucap Jiena sembari menggoyangkan tubuh Jinu agar membuatnyya cepat bangun.
Butuh beberapa lama bagi Jiena agar bisa membuat Jinu bangun dari tidur lelapnya. Jinu pun bangun.
“ Astaga “ ucap Jinu kaget.
“Bangun ayo pulang” kata Jiena masih dalam posisi duduk dan menjadi bantal Jinu.
“Dari tadi gw tidur di kaki” ucap Jinu seraya mengubah posisinya menjadi berdiri.
“Ayo pulang” ajak Jiena sambil melakukan peregangan lalu berdiri.
“Kaki lo pegel ya sini gw gendong” ucap Jinu seraya merendahkan tubuhnya
“ Tidak mau, kamu piker aku anak kecil tolak Jiena dengan tegas sambil mempercepat jalannya karena ucap Jinu sedikit membuat Jiena malu.

“Hey tunggu”ucap  Jinu seraya menambah kecepatannya agar bisa menyelaraskannya dengan Jiena.
Kemudian lewatlah sebuah mobil yang ternyata adalah mobil Yura dan suaminya namun tak ada yang dapat Jiena lakukan selain hanya memandangnya.Hal itu pun membuat Jinu penasaran karena seketika Jiena berubah setelah lewatnya mobil itu.
“Woy,bengong ,emangnya itu siapa sih”Tanya Jinu.
“Bukan siapa-siapa”jawab Jiena singkat.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka seperti biasa Jinu mengantar Jiena pulang barulah setelah itu dirinya yang pulang.

bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar