
Duduk termenung
di sebuah jembatan nampaknya menjadi hal
indah bagi seorang Jiena dan tak ketinggalan sang sahabat juga ikut menemani
siapa lagi kalau bukan sebuah buku
beserta teman tintanya.
“Aku jauh-jauh
datang ke sini tapi tak ada hal yang aku lakukan selain
menulis,apa aku pulang saja”Jiena bergumam lalu
datang seorang pemuda tampan dengan hearphone di telinganya.
“Lo,gak bosen
apa nulis mulu”.Ucap pemuda itu yang
membuat Jiena terkejut.
“Astagah”.Kaget
Jiena.
“Sorry,heh
cewek kereta nama Lo siapa sih”.Tanya sang pemuda kereta.
“Kamu
sendiri?”.Tanya Jiena kembali.
“Jinu”jawab sang pemuda.
“Jiena, itu namaku”ujar Jiena.
“Nomor HP”Tanya Jinu lagi.
Jiena hanya menggelengkan
kepalanya.
“Nih
nulis di sini(member ipadnya pada
Jiena),nulis disini capek harus megang pena
kalau disini Lo tinggal pencet-pencet “.Ucap Jihu sambil mengambil buku
dan pena tersebut dari tangan Jiena.
“Tidak mau”Jiena seraya merebut
miliknya kembali namun benda tersebut dengan sengaja dijatuhkan Jihu ke bawah
lalu hanyut di sungai.
Karena
kesal Jiena pun pergi meninggalkan Jihu.
“Lo
mau kemana?”.Tanya Jihu seraya mengejar
Jiena lalu memegang lengannya.
“Lepas,aku
mau pulang”.Kata Jiena seraya menepis
tangan Jihu.
“Gw,anter”.Ucap
Jihu tulus.
Jiena
pun mengizinkan Jihu untuk
mengantarkannya pulang karena jarak tempat bekerja Jiena lumayan jauh
jadi mereka menikmati indahnya lampu-lampu yang ada di jalanan sambil berjalan
kaki.
15
menit kemudian.
Mereka
pun akhirnya sampai disebuah restauran
kecil tempat Jiena bekerja sekaligus tempat
tinggalnya.Lalu Jiena pun
memasuki kamarnya sementara Jihu telah pergi.Sang pemilik restauran itu pun menghampiri Jiena ke kamarnya.
“Jiena
,kamu sudah tidur”.Ucap sang pemilik
restauran yang merupakan seorang janda paruh baya dengan hati yang
mulia.
“Ah,ibu
Rose ada apa bu”.Tanya Jiena seraya
menarik selimut yang semula ia
gunakan untuk menutupi wajahnya.
“Enggan,ibu
Cuma mau bilang kalau besok pagi kamu
ikut ibu ke pasar ibu mau beli
perlengkapan restaurant”.Jelas ibu Rose.
“Iya
,besok aku akan bangun lebih pagi
dari biasanya”ucap Jiena
seraya menutup mulutnya yang menguap.
“Ya,sudah
tidur sana”ujar ibu Rose sambil membelai lembut rambut Jiena sebelum akhirnya
keluar.
Keadaan
restauran pun menjadi sunyi dan gelap gulita karena semua lampu telah
di matikan Ibu Rose.Sementara Jihu masih terjaga karena ia masih bekerja,sama seperti Jiena juga
seorang waiter di sebuah diskotik besar yang selalu ramai pengunjung dan selalu
tutup lewat tengah malam.
“Aauuuh,gw
ngantuk lagi”ucap Jihu sambil mengucek
matanya yang telah sangat lelah itu.
Tepat
pukul 01.00 pagi diskotik itu pun tutup sehingga Jihu pulang dan
beristirahat.Cahaya mentari pun mulai menerobos kegelapan malam sehingga itu pertanda jika hari telah pagi.Seperti
janjinya Jiena pun bangun karena ia harus pergi ke pasar.
“Ayo”ajak
ibu Rose.
Mereka
berjalan sangatlah intim seperti layaknya seorang ibu dan anak.Setelah sepuluh
menit perjalanan sampailah mereka pada sebuah pasar tradisional yang berada tak
jauh dari restaurannya.Mereka pun mulai memilik
sayuran serta buah-buahan
dan keperluan lainnya.Terdengarlah
sebuah suara mobil,Jiena yang mendengar
hal itu pun memalingkan pandangannya sejenak dari sayuran.Lalu turunlah seorang
pemilik mobil yang ternyata adalah seorang wanita.Jiena yang merasa penasaran
pun ingin mendekati sang wanita meskipun di cegah oleh Ibu Rose.
“Mau
kemana kamu”kata Ibu Rose sembari menyamakan posisinya dengan Jiena.
“Sebentar
saja bu,aku ingin pergi sebentar
,sebentar saja”ucap Jiena sambil berlari.
Setelah
dirasa cukup dekat Jiena berhenti dari larinya.Hal itu pun membuat wanita itu
gugup karena ia takut orang di dalam mobil mengetahui segalanya ,sehingga
dengan sigap wanita itu ingin melarikan diri namun Jiena segera menahannya.
“Ibu
,kau kah itu?”Tanya Jiena dengan harapan yang tinggi.
“Bukan,bukan,aku
bukan ibumu”tegas wanita itu.
“Kau
ibuku,itu benar”ucap Jiena sambil terus menahan lengan ibunya yang berusaha
melarikan diri.
Menyadari
ada suara berisik dari luar seseorang di
dalam mobil pun keluar.
“Apa-apaan
ini” ucap lelaki tersebut yang merupakan suami dari wanita tersebut.
“Dia
ibuku mengapa kau bersamanya”ucap Jiena sembari melototi lelaki itu.
“Bukan!”ucap
yura dengan keras agar suaminya tak terpengaruh pada Jiena.
“Ah
,kau itu Yura ibuku”tegas Jiena dengan emosi ,entah kapan ggadis pendiam itu
berubah mengerikan seperti itu.
“Yura
apa itu benar “Tanya lelaki itu.
“Tidak
,itu tidak benar aku sudah bilang jika anakku hanya giena tak ada yang lain,
ayo kita pergi dia itu orang gila yang
Cuma mau minta uang sama kita” ucap Yura .
“Ah
aku memang gila karena aku sudah tak punya siapa-siapa lagi” kata Jiena sambil
menahan air matanya yang telah berhasil
keluar dari matanya.
Mendengar
ucapan Jiena membuat Yura sedikit kaget hingga membuatnya mematika langkahnya
sejenak.
“Maafkan
Ibu nak” lirih Yura dalam hati.
“Ayo”
ucap sang suami.
Jienapun
kembali karena ia tahu pasti Ibu Rose sudah menunggunya sambil terus menghapus
air mata yang tak henti-henti keluar.
“Kamu
dari mana saja, ayo pulang” ucap Ibu
Rose yang sepertinya tidak mengetahui
apa yang dialami oleh Jiena
Jiena
pun mengangguk, keduanyapun segera pulangnamun dijaln Ibu Rose melupakan
sesuatu.
“Aduh
ada yang ketinggalan (menepuk jidatnya ), kamu pulang dulu sana Ibu mau balik lagi ke pasar” seru Ibu Rose.
Jienapun
membawa semua belanjaan yang cukup banyak sehingga membutuhkan kerja sama antara kedua tanganya. Jinu yang sedang
bekerja pun melihat Jiena yang tengah membawa banyak barang iapun keluar untuk
membantu.
“Biar
gue bawa “ ujar Jinu
“Tidak
usah, ini ringan jadi aku bisa sendiri” ujar Jiena yang ingin menolak bantuan
yang Jinu berikan namun tak di gubrisnya.
Jinu
membawakan semua barang yang sebelumnya di bawa Jiena seperti layaknya seorang
kekasih yang sangat menyayangi wanitanya dan
tak ingin melihatnya kelelahan. Meraka pun sampai Jinu langsung
membawanya kedapur.
“Terima
kasih “ ucap Jiena.
“Sama-sama,mata
lo kenapa (sambil medekati Jiena hingga jarak yang sangat dekat) lo nangis “
Tanya Jinu dengan lembut.
“Tidak
“ tegas Jiena sambil mendorong wajah Jinu
“Nih
(sambil mencopot aerphone dari telinga ) kata orang music bisa mengubah suasana
hati makanya gw selalu pakek “ ucap Jinu.
“tapi
aku tidak bisa menggunakannya “ ucap Jiena.
Lalu
dengan sabar Jinu memasangkan earphone tersebut pada telinga kanan dan kiri nya
lalu memutarkan satu lagu yang menjadi favorit Jino.
“Nah,
udah gw pamit, bye” ujar Jinu singkat lalu pergi.
“Enak
juga lagunya “ ucap Jiena pelan.
Ibu
Rose pun kembali lalu mereka pun memulai memasak karena sebentar lagi restoran akan di buka.
Jiena pun melayani para pelanggan dengan
senyuman manis yang menjadi ciri khasnya dan mungkin itu yang membuat para
pelanggan semakin ramai selain karena kualitas makanannya. Setalah dirasa sepi
Jiena pun pergi ke dapur dan melamunkan tentang
kejadian tadi pagi sembari mendengarkan musik dari earphone milik Jinu
meskipun dengan satu musik yang diputar sampai habis lalu diulang
terus-menerus.
“Mencari
Ibu, memang tak ada gunanya lebih baik
mencari uang sendiri dan hidup sendiri, aku pasti bisa demi cita-cita” ucap
Jiena yang mencoba menyemangati dirinya.
Lalu
Jiena pun kembali kedepan dan
membereskan piring-piring yang
ada di meja dan mencucinya.
“Oh,
ya “ ucap Jiena seraya mencabut earphone tersebut dari kedud telinganya lalu
menggulungnya pada ipad tersebut.
Jiena
pun pergi ke tempat kerja Jinu, karena tak terlihat adanya Jinu, Jiena pun
masuk kedalam diskotik tersebut, namanya juga diskotik tentu didalmnya terdapat
banyak pria bajingan lalu seketika Jiena pun menjadi pusat perhatian dan banyak yang menggodanya karena Jiena memang memiliki
wajah yang manis serta senyum yang ramah .
“Hai,
manis mau kemana yuk minum dulu sama aku, nanti aku kasih sesuatu deh” goda
pria tersebut seraya menarik baju Jiena tapi ditepis oleh Jiena dank arena pria
itu memaksa dan tak enak hati Jiena menuruti permintaannya.
“Cuman
minum saja “ ucap Jiena sedikit gemetar.
Pria
itu mengangguk, Jiena pun dibawa oleh
sangpria ketempat duduknya dan memesankan segelas minuman tanpa alcohol untuk
Jiena . Jiena pun meminumnya tak terjadi apapun sementara dari kejauhan Jinupun
melihat Jiena yang sedang bersama seorang pria tak dikenal, Jinopun menghampiri
Jiena dan menariknya secara paksa. Namun sempat beradu mulut sebentar engan
pria tersebut.
“Wait-wait
mau dibawa kemana si manis ini” ucap pria misterius itu sembari memegang tangan
kiri Jiena.
“Bukan
urusan lo” kesal Jinu sambil membawa Jiena keluar namun lagi-lagi ditahan
pria itu.
“Dia
cewek gw” tegas pria misterius itu sambil menarik Jiena hingga membuat tak
jarak antara mereka .
Karena
jark sedekat itu antara Jiena dan pria itu membuat Jinu meradang dan langsung
menyepa pipi pria itu dengan satu tonjokan sedang.
“Kurang
ajar” ucap pria itu sambil samil
menonjok pipi kanan Jinu dengan kuat.
“
Jinu berhenti” ucap Jiena yang ingin melerai Jinu dan pria itu. Namun nampaknya
amarah Jinu sudah meradang hingga
tinjunya mendarat lagi di pipi kiri pria
itu karena yang sebelah kanan telah mendapat bagian.
Pria
itu pun terpental dan menjatuhkan seperti ID card dan sempat dilihat sedikit
oleh Jiena sebelum dipungut kembali oleh pria itu. Dengan segera Jiena menarik
Jinu dan membawanya keluar diskotik.
“
Jinu kamu sebenarnya kenapa, mengapa kamu seperti itu tadi” Tanya Jiena dengan
sedikit marah.
“Gw
cuma mau melindungi lo, laki-laki itu tadi jahat dia mau ngapain-ngapain lo!”
jawab Jinu.
“Yudah
, ini punya kamu (memberikan earphone serta ipad milik Jinu ) makasih aku mau
pulang.
“
tunggu gw ikut” ucap Jinu seraya melepaskan celemek kerjanya.
“
Emangnya jam kerja kamu sudah selesai “ kata Jiena.
“
bentar lagi sih, tapi bodoh amatlah gw mau pulang” ucap Jinu sambil menarik
Jiena.
Mereka
berdua pun berjalan beriringanan tak saling bicara karena kedua nya tengah sibuk dengan urusan
masing-masing, Jinu mendengarkan music sementara Jiena terlihat sedang memikirkan sesuatu.
“ PT. Karya Topa Putra, bukankah itu semacam perusahaan yang aktif
menerbitkan buku-buku” gumam Jiena yang cukup kuat sehingga Jinupu bisa
mendengarnya.
“kenapa
“ Tanya Jinu yang sengaja mendengar gumaan JIena dan hanya dibalas senyuman
olehnya.
Merekapun kembali berjalan di bawah terangnya para bintang yang menjadi
satu dan Nampak sangat indah bila dipandang dari bawah. Mereka pun berenti pada
sebuah jembatan yang sama pada waktu lalu. Jinu pun mencabut satu earphone nya
kemudian ia masukkan ke dalam telinga Jiena.
“Ah”
ucap Jiena yang sedikit terkejut.
Mereka pun mendengarkan music bersam-sama
sehinggan pemandangan itu akan membuat siapa saja salah sangka dan akan mengira
bahwa mereka adalah sepassang kekasih yang tengah dimabuk asmar namun nyatanya
tidak demikian mereka hanyalah sepasang anak muda yang hanya berstatus teman.
Karena lelah tak sadar Jinu pun tertidur di bahu Jiena dansemakin lama
kepalanya makin ke bawah sehingga di arahkan oleh Jiena ke pahanya.Jinu tertidur
sangat lelap sementara Jiena masih memikirkan pria yang iatemui di diskotik
tadi.
“Apa
aku besok kesana lagi buat nanya sama dia?, ah enggak aku tidak mau kalau Jinu
bertengkar lagi” ucap Jiena pada diri sendiri.
“
Tapi, siapa tahu dia bisa membantu aku” ucap Jiena kembali.
Sudah
satu jam Jinu pun masih belum bangun juga,
hari sudah lewat tengah malam dan pastinya Ibu Rose akan memarahi jiena
karna pulang terlalu larut. Jiena pun akhirnya mencoba untuk membangunkan Jinu.
“
Jinu,Jinu bangun ayo pulang” ucap Jiena sembari menggoyangkan tubuh Jinu agar
membuatnyya cepat bangun.
Butuh
beberapa lama bagi Jiena agar bisa membuat Jinu bangun dari tidur lelapnya.
Jinu pun bangun.
“
Astaga “ ucap Jinu kaget.
“Bangun
ayo pulang” kata Jiena masih dalam posisi duduk dan menjadi bantal Jinu.
“Dari
tadi gw tidur di kaki” ucap Jinu seraya mengubah posisinya menjadi berdiri.
“Ayo
pulang” ajak Jiena sambil melakukan peregangan lalu berdiri.
“Kaki
lo pegel ya sini gw gendong” ucap Jinu seraya merendahkan tubuhnya
“
Tidak mau, kamu piker aku anak kecil tolak Jiena dengan tegas sambil
mempercepat jalannya karena ucap Jinu sedikit membuat Jiena malu.
“Hey
tunggu”ucap Jinu seraya menambah
kecepatannya agar bisa menyelaraskannya dengan Jiena.
Kemudian
lewatlah sebuah mobil yang ternyata adalah mobil Yura dan suaminya namun tak
ada yang dapat Jiena lakukan selain hanya memandangnya.Hal itu pun membuat Jinu
penasaran karena seketika Jiena berubah setelah lewatnya mobil itu.
“Woy,bengong
,emangnya itu siapa sih”Tanya Jinu.
“Bukan
siapa-siapa”jawab Jiena singkat.
Mereka
pun kembali melanjutkan perjalanan mereka seperti biasa Jinu mengantar Jiena
pulang barulah setelah itu dirinya yang pulang.
bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar