
Entah
mengapa setelah berada di dalam kereta
Jiena merasa bahwa waktu menjadi sedikit lambat sehingga untuk mengisi
kekosongan Jiena pun mengeluarkan sahabat karibnya yaitu si pena dan si buku
,dan kemudian mulai mengisi halaman kosong buku itu dengan banyak sekali kata
–kata .
“karena satu malam”ucap Jiena sambil membaca judul karangannya.
Suara
itu pun di dengar oleh seorang pemuda yang berada di samping Jiena dan
sepertinya merasa sedikit terganggu .Meskipun kedua telinganya sudah di sumpal
oleh earphone yang di colokan pada benda
ipad bermerek buah apel tersebut .
“berisik bangget
sih Lo”Ucap pemuda itu.
“kamu bisa
mendengar suaraku?”Tanya Jiena.
“Ya iyalah Lo
piker gw budge apa”Jawab pemuda itu
kesal.
“Karena kamu
memakai benda itu “(menunjuk kearah
pemuda itu).Jadi kamu tidak bisa
mendengar apa-apa”ujar Jiena polos.
“Dasar begok
“Kata pemuda itu sambil menambah volume suara ipadnya.
Jiena pun kembali menulis
,meskipun baru berapa menit ia telah menulis sebanyak 4 lembar karena memang kemampuan
menulisnya patut di akui.Di karenakan ia seorang introvert jadi kemampuannya
tak terlalu di lirik ,malahan lebih
sering di anggap sebelah mata oleh orang lain.1 jam pun berlalu keadaan menjadi
sepi karena semua penumpang tertidur,hanya Jiena dan pemuda itu yang terjaga
karena sibuk sendiri.Jiena menulis sementara pemuda itu asik bermain-main
dengan benda lebar pipih yang di pegangnya.Tubuh Jiena pun member sinyal dengan
cara menguap agar Jiena segera mengistirahatkan tubuhnya tapi sebelum itu Jiena
pergi ke kamar kecil terlebih dahulu dan meninggalkan kedua sahabatnya di
atas bangkunya.
“Dia menulis apa sih,panjang
banget “Ujar pemuda penasaran sambil membuka buku milik Jiena itu.
“Lumayan juga, apa dia penulis
(seraya membuka halaman selanjutnya) , bagus juga isinya “ujar pemuda itu yang
terlihat mengagumi isi buku tersebut.
Sementara Jiena yang berada
ditoilet pun mencuci wajah mulusnya
dengan fash wash agar kembali segar, setelah selesai iapun kembali. Jiena pun
melihat pemuda itu sedang membaca bukunya sehingga dengan cepat Jiena
merebutnya.
“Lo penulis ya “ tanya pemuda itu
dengan nada sedikit lembut dari sebelumnya.
“Bukan! “ jawab Jiena seraya
memasukkan bukunya kedalam tasnya.
“Tapi lo berbakat, kenapa gak jadi
penulis” Tanya pemuda itu semakin dalam.
“percuma, orang-orang akan
menganggap aku rendah walau aku punya kemapuan tinggi apalagi sekarang tanpa
semangat “. Jawab Jiena .
“Maksudnya?”.Tanya pemuda itu
kembali .
“Sudahlah aku ngantuk “.Ujar Jiena dengan mata tertutup .
Pemuda itu pun masih asik dengan ipadnya serta earphonenya meskipun hanya ia
satu-satunya yang tak tidur.
Lalu terdengarlah suara yang
sangat keras meskipun demikian tak ada
yang merasakan sesuatu.sementara
Mino yang berada di kampong pun terlihat sedang melamun di atas
pohon yang berada tepat di samping rumah
Jiena serayat bergumam tak jelas.
“Jiena,apa kau baik-baik saja di
sana,meskipun belum sampai sehari tapi aku sudah merasa ada yang hilang dari
hidupku”.Ucap Mino dengan sedih.
Keadaan di dalam kereta pun masih
sunyi dan tak terdengar suara apapun,pemuda itu pun ikut tertidur.30 menit
berlalu pemuda itupun terbangun dan
merasakan ada yang aneh karena kereta tak terasa berjalan melainkan berhenti.
“Ah (sambil menguap)apa sudah
sampai “.Ucap pemuda itu.
Pemuda itu pun bangun dan berniat
pergi ke kamar mandi .Namun alangkah terkejutnya karena setelah ia membuka pintu yang
menghubungkan tiap-tiap gerbong justru membuatnya langsung terjatuh di atas rel dan ternyata
gerbong mereka terlepas dari gerbong yang lain dan suara yang terdengar tadi adalah penandanya.pemuda itu pun member tahu
penumpang lain termasuk juga Jiena .Kemudian para penumpang pun turun dengan perasaan cemas.
“Ah,bagaimana ini”.Ucap penumpang
yang bernama kim.
“Mana,masih tengah malam lagi “.Ucap
Amel merupakan kekasih Kim.
Sementara Jiena
sibuk mencari sesuatu yaitu tas kecilnya
yang berisi buku kesayangannya.
“Hei,Lo mau
kemana” Tanya pemuda tadi.
“Bukan urusan
kamu”.Jawab Jiena ketus seraya kembali masuk kedalam kereta.
Jiena pun
keluar sambil menggendong tasnya, dan mereka pun melanjutkan perjalanan tanpa
tujuan karena mereka berenam tak ada yang tau dimana keberadaan mereka
sekarang.
“ Kamu yang
menulisnya, bagus” ucap Kim yang membuat Amel cemburan.
“Bagus apanya (sambil
menarik buku yang jiena pegang dan membuangnya), dasar gatal “ucap Amel kasar.
Jiena yang
telah terbiasa dengan hal seperti itu pun hanya diam dan memungut bukunya
kembali.
“Sayang aku
ngantuk “ ujar Jihyo.
“kita mau tidur
dimana coba” jelas Daniel pada kekasihnya.
Kedua pasang
kekasih itu pun tengah sibuk membuat tempat untuk istirahat sementara Jiena dan
pemuda itupun tak terlihat batang
hidungnya. Ternyata Jiena tengah berada di atas pohon sambil melihat bulan yang
sama persis seperti ia dan Mino lakukan dikampung. Tak disangka pemuda itu
mengintili Jiena dari belakang.
“Hei, turunlah”
seru pemuda itu.
“Tidak, aku
lebih senang diatas ini” sahut Jiena.
Pemuda itu pun
ikut menemani Jiena dan naik keatas pohon.
“ Menilus lagi,
astaga”ledek pemuda itu.
“Apa lo enggak
capek,apa”seru pemuda itu melanjutkan ledekannya.
“Beginilah cara
bicara karena aku tak punya teman untuk berbicara”ucap Jiena.
“Ngomong
sekarang”kata pemuda itu.
“Sama
kamu”Tanya Jiena bingung.
Jiena pun
menatap lama mata pemuda iti dan sepertinya tatapan sayu Jiena itu membuat sang pemuda tersebut takluk .Entah apa yang
merasuki Jiena selama beberapa detik tadi sehingga ia mau menceritakan semua
masalahnya pada sang pemuda hingga semakin dalam Jiena menceritakan
semuanya,karena pada Mino pun Jiena tak pernah begitu.
Pemuda tersebut
dan Jiena pun kembali ketempat temannya tadi karena waktu telah berganti fajar
dan mulai menampakan indahnya pemandangan sekitar yang semula terhalang oleh gelapnya malam.Pemuda
itu berjanji akan membantu Jiena menggapai mimpinya.Sementara itu para petugas
pun menyadari jika ada gerbong yang tertinggal dan segera mencarinya lalu
membawa para penumpang kembali.Saat
sampai di stasiun Jiena langsung turun dan berpisah.
“Aku harus
pergi kea rah mana?”Tanya Jiena pada dirinya yang bingung.(sambil berjalan ke
luar stasiun).Jiena ingin mencari tahu
di mana ibu dan Giena hingga,tapi ia
tidak punya alamat rumahnya.Kemudian ia mencari pekerjaan untuk
menyambung hidupnya.
bersambung.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar