Selamat Datang Di Blog Saya

Kamis, 26 Desember 2019

Menggapai cita dan cinta 4# awal yang baru



Entah mengapa setelah berada di dalam kereta  Jiena merasa bahwa waktu menjadi sedikit lambat sehingga untuk mengisi kekosongan Jiena pun mengeluarkan sahabat karibnya yaitu si pena dan si buku ,dan kemudian mulai mengisi halaman kosong buku itu dengan banyak sekali kata –kata .

“karena satu malam”ucap Jiena sambil membaca judul karangannya.
Suara itu pun di dengar oleh seorang pemuda yang berada di samping Jiena dan sepertinya merasa sedikit terganggu .Meskipun kedua telinganya sudah di sumpal oleh earphone yang di colokan pada benda  ipad bermerek buah apel tersebut .
“berisik bangget sih Lo”Ucap pemuda itu.
“kamu bisa mendengar  suaraku?”Tanya Jiena.
“Ya iyalah Lo piker gw budge apa”Jawab  pemuda itu kesal.
“Karena kamu memakai benda itu “(menunjuk kearah  pemuda itu).Jadi kamu  tidak bisa mendengar apa-apa”ujar Jiena polos.
“Dasar begok “Kata pemuda itu sambil menambah volume suara ipadnya.

Jiena pun kembali menulis ,meskipun baru berapa menit ia telah menulis sebanyak 4 lembar karena memang kemampuan menulisnya patut di akui.Di karenakan ia seorang introvert jadi kemampuannya tak terlalu di  lirik ,malahan lebih sering di anggap sebelah mata oleh orang lain.1 jam pun berlalu keadaan menjadi sepi karena semua penumpang tertidur,hanya Jiena dan pemuda itu yang terjaga karena sibuk sendiri.Jiena menulis sementara pemuda itu asik bermain-main dengan benda lebar pipih yang di pegangnya.Tubuh Jiena pun member sinyal dengan cara menguap agar Jiena segera mengistirahatkan tubuhnya tapi sebelum itu Jiena pergi ke kamar kecil terlebih dahulu dan meninggalkan kedua sahabatnya di atas  bangkunya.

“Dia menulis apa  sih,panjang  banget “Ujar pemuda penasaran sambil membuka buku  milik             Jiena itu.
“Lumayan juga, apa dia penulis (seraya membuka halaman selanjutnya) , bagus juga isinya “ujar pemuda itu yang terlihat mengagumi  isi  buku tersebut.
Sementara Jiena yang berada ditoilet pun mencuci wajah  mulusnya dengan fash wash agar kembali segar, setelah selesai iapun kembali. Jiena pun melihat pemuda itu sedang membaca bukunya sehingga dengan cepat Jiena merebutnya.

“Lo penulis ya “ tanya pemuda itu dengan nada sedikit lembut dari sebelumnya.
“Bukan! “ jawab Jiena seraya memasukkan bukunya kedalam tasnya.
“Tapi lo berbakat, kenapa gak jadi penulis” Tanya pemuda itu semakin dalam.
“percuma, orang-orang akan menganggap aku rendah walau aku punya kemapuan tinggi apalagi sekarang tanpa semangat “. Jawab Jiena .
“Maksudnya?”.Tanya pemuda itu kembali .
“Sudahlah aku  ngantuk “.Ujar Jiena dengan mata tertutup .
Pemuda  itu pun masih asik dengan  ipadnya serta earphonenya meskipun hanya ia satu-satunya yang tak tidur.

Lalu terdengarlah suara yang sangat keras meskipun demikian tak  ada yang merasakan  sesuatu.sementara Mino  yang  berada di kampong  pun terlihat sedang melamun di atas pohon  yang berada tepat di samping rumah Jiena serayat bergumam tak jelas.

“Jiena,apa kau baik-baik saja di sana,meskipun belum sampai sehari tapi aku sudah merasa ada yang hilang dari hidupku”.Ucap Mino dengan  sedih.
Keadaan di dalam kereta pun masih sunyi dan tak terdengar suara apapun,pemuda itu pun ikut tertidur.30 menit berlalu pemuda itupun  terbangun dan merasakan ada yang aneh karena kereta tak terasa berjalan melainkan berhenti.

“Ah (sambil menguap)apa sudah sampai “.Ucap pemuda itu.
Pemuda itu pun bangun dan berniat pergi ke kamar mandi .Namun alangkah terkejutnya  karena setelah ia membuka pintu yang menghubungkan tiap-tiap gerbong justru membuatnya  langsung terjatuh di atas rel dan ternyata gerbong mereka terlepas dari gerbong yang lain dan suara yang  terdengar tadi  adalah penandanya.pemuda itu pun member tahu penumpang lain termasuk juga Jiena .Kemudian para penumpang pun turun dengan  perasaan cemas.

“Ah,bagaimana ini”.Ucap penumpang yang bernama kim.
“Mana,masih tengah malam lagi “.Ucap Amel merupakan kekasih Kim.
Sementara Jiena sibuk mencari  sesuatu yaitu tas kecilnya yang berisi buku kesayangannya.
“Hei,Lo mau kemana” Tanya pemuda tadi.
“Bukan urusan kamu”.Jawab Jiena ketus seraya kembali masuk kedalam kereta.
Jiena pun keluar sambil menggendong tasnya, dan mereka pun melanjutkan perjalanan tanpa tujuan karena mereka berenam tak ada yang tau dimana keberadaan mereka sekarang.
“ Kamu yang menulisnya, bagus” ucap Kim yang membuat Amel cemburan.
“Bagus apanya (sambil menarik buku yang jiena pegang dan membuangnya), dasar gatal “ucap Amel kasar.
Jiena yang telah terbiasa dengan hal seperti itu pun hanya diam dan memungut bukunya kembali.
“Sayang aku ngantuk “ ujar Jihyo.
“kita mau tidur dimana coba” jelas Daniel pada kekasihnya.

Kedua pasang kekasih itu pun tengah sibuk membuat tempat untuk istirahat sementara Jiena dan pemuda itupun tak terlihat  batang hidungnya. Ternyata Jiena tengah berada di atas pohon sambil melihat bulan yang sama persis seperti ia dan Mino lakukan dikampung. Tak disangka pemuda itu mengintili Jiena dari belakang.

“Hei, turunlah” seru pemuda itu.
“Tidak, aku lebih senang diatas ini” sahut Jiena.
Pemuda itu pun ikut menemani Jiena dan naik keatas pohon.
“ Menilus lagi, astaga”ledek pemuda itu.
“Apa lo enggak capek,apa”seru pemuda itu melanjutkan ledekannya.
“Beginilah cara bicara karena aku tak punya teman untuk berbicara”ucap Jiena.
“Ngomong sekarang”kata  pemuda  itu.
“Sama kamu”Tanya Jiena bingung.

Jiena pun menatap lama mata pemuda iti dan sepertinya tatapan  sayu Jiena itu membuat sang  pemuda tersebut takluk .Entah apa yang merasuki Jiena selama beberapa detik tadi sehingga ia mau menceritakan semua masalahnya pada sang pemuda hingga semakin dalam Jiena menceritakan semuanya,karena pada Mino pun Jiena tak pernah begitu.

Pemuda tersebut dan Jiena pun kembali ketempat temannya tadi karena waktu telah berganti fajar dan mulai menampakan indahnya pemandangan sekitar yang  semula terhalang oleh gelapnya malam.Pemuda itu berjanji akan membantu Jiena menggapai mimpinya.Sementara itu para petugas pun menyadari jika ada gerbong yang tertinggal dan segera mencarinya lalu membawa para  penumpang kembali.Saat sampai di stasiun Jiena langsung turun dan berpisah.

“Aku harus pergi kea rah mana?”Tanya Jiena pada dirinya yang bingung.(sambil berjalan ke luar stasiun).Jiena ingin  mencari tahu di mana  ibu dan Giena hingga,tapi  ia  tidak punya alamat rumahnya.Kemudian ia mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. 

bersambung.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar