Selamat Datang Di Blog Saya

Jumat, 27 Desember 2019

Menggapai cita dan cinta 6# sudah didepan mata



Hangat nya cahaya mentari membuat tidur Jiena semakin lelap hingga membuat nya kembali menarik  selimut dan seolah-olah lupa jika ia harus kerja.

“ Ya ampun Jiena kamukan harus membantu Ibu Rose”  ucap Jiena sambil lari secepatnya ke kamar mandi, untuk mencuci muka dan kemudian menghampiri Ibu Rose yang tengah sibuk menyiapkan dagangannya.
“Maaf kan aku Bu aku memang tak tahu terima kasih, sudah numpang bangun kesiangan lagi” ucap Jiena sambil menciumi tangan Ibu Rose yang sedang memotong bawang bombai.
“ Tadak apa, sudah sana kamu buka restoran terus kamu balik  papan tulisannya” suruh Ibu Rose.
“ Iya Bu” ucap Jiena sambil berlari menuju pintu depan restoran  untuk membalik tulisan closed menjadi open .

Pelanggan pun mulai berdatangan dan membuat suasana menjadi ramai dan sempit karena memang restoran Ibu Rose boleh dibilang restoran paling popular di kotanya. Namun pemandangan tak biasa datang dari luar, seorang pria gagah serta tinggi semampai dengan mobil mewah yang terus memandangi kearah restoran. Hal itu membuat Jiena penasaran sehingga ia pun keluar untuk mencari tahu,  ia pun baru menyadari jika itu adalah pria yang sama yang ia temui di diskotik kemarin.

“ Hai “ sapa pria itu sambil membuka kacamata hitamnya.
“ Apa yang kamu lakukan” Tanya Jiena.
“ aku sedang menunggu mu, sebelumnya aku ingin makan di tempat mu bekerja” ucap pria itu sambil berjalan dengan memegang pinggang Jiena , karna risih Jiena berjalan dengan cepat agar bisa membuat pria itu memindahkan tangannaya dari pinggang Jiena mereka pun memasuki restaurant tempat Jiena berkerja dan seperti biasanya Jieana pun mengambilkan pesanan pria itu. Sepertinya pria itu menyukai Jiena karna ia tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Jiena sedikit saja.
“silahkan “ ucap Jiena seraya menurunkan makanan dan minuman darri atas nampannya.
“Kam manis sekali sayang” ucap pria itu.

“Terima kasih” kata Jiena  sebelum melangkah pergi karna sebenarnya ia mulai risih dengan perlakuan pria  itu yang terus menerus memandangaibya dengan tatapan aneh.
“ Dasar pria berengsek,  enak saja ia memanggilku seperti itu ( sambil duduk dan membaca buku hasil karyanya sendir) oh ya aku kan mau bertanya sesuatu padanya” ucap Jiena sambil bangkit dari tempat duduk dan kembali  menghampiri pria  itu sambil membawa bukunya.
Namun keinginan Jiena berhenti untuk sementara waktu karena ia melihat pria itu sudah tak ada di tempatnya, entah kemana ia pergi. Tiba-tiba ada sepasang tangan di pinggang Jiena dan ternyata tangan pria itu.
“ Kau mencariku” ucap pria itu yang semakin menambah keeratannya pada Jiena.
“Ah iya “ kata Jiena sembari membuang tangan itu.
“ Ayo, aku ingin pergi denganmu” ajak pria itu sambil mengalungkan tangannya pada bahu Jiena namun tak jadi  karna Jiena langsung mengelaj dan menjauh.
“ini kesempatanku, “ tunggu sebentar aku ingin membereskan ini dulu “ ucap Jiena sambil membawa sisa makanan pria itu ke dapur.

Sementara pria itu masih berdiri di tempat nya hungga kemudian berpindah karena penasaran dengan sebuah buku di atas meja  dan kemudia membuka lalu membacanya.
“ Apa ini buku miliknya, dia seorang penulis “ ucap pria  itu seraya membalik halaman demi halaman buku tersebut.

Jiena pun selesai dan kembali, ia  pun berlari dan melihat pria itu membaca bukunya.
“ Apa yang kamu lakukan” ucap Jiena dengan sedikit ngos-ngosan.
“ Tulisanmu bagus, aku bisa membantumu menjadi penulis dan aku punya juga perusahaan, telah banyak menerbitkan buku. Mungkin saja bukumu ini juga bisa aku terbitkan dipasaran.” Jelas pria itu dengan sangat baik.

“benarkah” seru Jiena girang .
“makanya ayo pergi sekarang aku sudah tidak sabar” ucap pria itu.
“ aku juga” balas Jiena .

Karena kegirangan Jiena pun langsung memutuskan untuk mengikuti pria itu dan naik kedalam mobilnya. Kebetulan pada saat itu Jinu sedang keluar karena ingin membuang sampah dan membuatnya melihat Jiena pergi bersama pria itu, Jinu pun berlari ke mobil tersebut namun sayang mobil tersebut telah pergi.

“ Jiena, jiena kan gw udah bilang lo jangan deket-deket sama dia” ucap Jinu dengan khwatir.
Sementara Jiena yang tidak sabar dengan janji pria tersebut  pun tak hhenti-hentinya tersenyum. Namun apa benar pria itu akan membuat Jiena menjadi seorang penulis. Mereka pun sampai pada sebuah kantor yang memiliki nama yang sama dengan ID Card pria itu yang sempat terbaca oleh Jiena kemarin.

“Wah, kamu benar bekerja disini” ucap Jiena kagum.
“ Iya” jawab pria itu singkat.

Pri itupun membawa Jiena ke sebuah ruangan yang dimana hanya di isi oleh para pengetik sebelum akhirnya diterbitkan.  Jiena pun hanya tersenyum bahagia karna ia tak menyangka bisa memasuki perusahan yang begitu besar dan juga terkenal. Pria itu membawa Jiena untuk menemui kepala penerbit kantor tersebut. Merka pun masuk, pria itu mmemberikan buku milik Jiena dan kepala penerbit itu membacanya.

“Bagus tapu saya perlu waktu untuk mepertimbangkan tulisan ini sebelum diterbitkan, kalau begitu anda bisa meninggal kan nomor ponsel anda untuk saya hubungi jika saya telah selesai membacanya “ ucap sang kepala.
“ Tidak  ada saya tidak memiliki  ponsel” kata Jiena.
“  Kalau begitu pakai nomor ini saja” ujar pria itu sembari menuliskan nomor tersebut secarik kertas.
Setelah selesai merka pun keluar dari kantor tersebut dan memasuki mobil pria tersebut.
“ Ini, untukmu” ujar pria itu sambil memegang sebuah ponsel canggih.
“ Ha, tidak usah aku tidak  membutuhkannya” uacap Jiena seraya mendorong sedikit pnsel tersebut.
“Ambil saja,nanti juga ponsel ini sangat membantumu karena nomor yang aku serahkan kepada kepala penerbit tadi adalah nomor yang ada di ponsel ini”jelas pria itu.
“ Mengapa kau begitu baik, padahal  kita belum lama saling mengenal lantas bagaimana cara aku membayarmu” ucap Jiena.

“ Benarkah kau akan membayarnya manis” ucap pria itu sambil tersenyum sembringah.
“ Iya” kata Jiena polos dan tak mengerti arti dari senyum sembringah pria itu.
“ Ambil lah ucap pria itu sambil meletakkan di atas kelapak tangan Jiena sehingga menyentuh tanagn Jiena”.

 Jiena pun mengambil ponsel tersebut.
“ Terima kasih” kata Jiena
 Sementara Jinu yang telah selesai bekerja pun langsung pergi ke restitan tempat Jiena bekerja namaun Ia hanya bertemu dangan Ibu Rose.
“ Bu, Jiena nya ada “ Tanya Jinu.
“ Nggak ada, dari tadi belum pulang Ibu juka tidak tahu  Dia pergi kemana “ ucap Ibu Rose.
“Belum pulang, yasudah saya permisi dulu ya Bu terima kasih” kata Jinu
Jinu pun langsung pergi mencari Jiena menggunakan sepeda motor bututnya. Sementara Jiena yang bersama pria tersebut pun tak mmerasakan ada yang aneh dengan pria tersebut.

“ Kamu nggak usah pulang kamu nginep di rummage aku saja, lagi pula ini  sudah malam” ucap pria itu dengan senyum sembringah menghiasi wajahnya.
Tapi nanti Bos ku mencariku bagaimana” ujar Jiena.
“ssuuut” ujar pria itu dengan  meletakkan telunjuknya pada bibir Jiena. 
Jiena pun mulai resah dengan perlakuan pria itu yang semakin tak wajar padanya sesungguhnya Jiena ingin pulang tapi Ia tak berani mengatakannya. Hingga pada akhirnya mereka sampai pada rumah mewah serta megah yang merupakan rumah pria tersebut. Pria itupun membawa Jiena masuk kedalam rumah tersebu.

“Masuklah” ucap pria itu sembari membuka pintu rumah tersebut Jiena pun ikut masuk, sesampainya didalam pria itu menunjukkan sebuah kamar yang bisa Ia gunakan untuk sementara.
“Kamu tidak ingin keluar bukankah kamu mengnyuruhku tidur “ ucap Jiena.
“ Tidak, aku mau tidur bersamamu” ujar pria itu sambil melangkah mendekati Jiena dan duduk  disampingnya. Mendengar ucapan pria itu Jiena pun menjadi takut sehingga menjauhi pria itu.
“Kau mau kemana sayang, bukankah kau akan membawarku” ujar pria itu genit.

“maksud mu” Tanya Jiena seraya semakin menjauh dari pria iitu
“Ayolah manis” ujar pria itu sambil mengejar Jiena yang berlari dari nya.
“Tidak, jangan macam-macam kamu” ucap Jiena dengan sedikit gemetar serta ngos-ngosan sambil berlari. Pria itu akhirnya berhasil menangkap Jiena.

“Ayolah manis,  aku bisa dengan mudah menyogok kantor itu untuk secepatnya menerbitkan tulisan kamu dan setelah itu aku bertanggung jawab atas semua ini” bujuk pria itu dengan manisnya.
“ Ya Allah, haruskah aku mengorbankan diriku demi cita-cita ku” gumam Jiena dalam hati.
“ Tidak, tidak mungkin” ujar Jiena sambil berlari ke   arah pintu dan membukanya namun tak semudah itu pria itu masih saja mengejarnya dan berhasil menangkapnya kembali. Tapi kali ni Jiena sudah bisa membaca situasi dan mulai membuat siasat licik.

“ Ayolah Jiena, aku biisa membuat mu menjadi penulis hebat dan setelah itu aku akan menikahimu” ucap  pria itu
“ Baiklah, jika itu bisa membuat semua mimpiku menjadi nyata aku mau melakukannya “ ujar Jiena dengan senyum licik di wajah manisnya.

Pria itu pun terkena perangkapnya. Kemudian pria itu membawa Jiena masuk dan setelah pria itu lengah Jiena langsung mengunci pintu sehingga membuat pria itu terkunci dari dalam.
“Kurang ajar kau Jiena “ ucap pria itu sembari terus menerus menendang pintu tersebut.
Sementara Jinu sampai di rumah pria itu, entah bagaimana Jinu bisa tahu jika Jiena berada di sana. Jinu pun langsung menerobos masuk dan terlihatlah Jiena yang tengah berlari.
“Jiena lo nggak papa kan “ Tanya Jinu sambil mengelus rambut serta wajah Jiena untik memastikan keadaannya.
“Tidak pria itu ingin berbuat jahat padaku” ucap Jiena dengan nafas terengah-engah.
“ Brengsek di mana dia” kata Jinu dengan marahnya.
“tidak Jinu”tegas Jiena dengan tatapan sayu khasnya yang bisa menenangkan Jihu.
Jinu pun pergi

“Kamu mau pergi kemana”Tanya Jiena yang kwatir jika Jinu berbuat aneh-aneh.
“Menelpon polisi”jawab Jihu sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jiena.
Jinu pun menelepon polisi tak lama pun datang dan segera menangkap pria itu dan membawanya kekantor polisi.Jiena pun melihat pria itu dari jauh dan sempat tak menyangka pria yang di  anggapnya baik ternyata sebaliknya.

“Ayo”ajak Jinu.
“Ya”ucap Jiena.

Keduanya pun pulang dengan montor butut Jinu.Mereka pun sampai di restauran ibu Ros.
“Terima kasih”ucap Jiena.
“Eh,tapi bagaimana bisa kamu tahu kalau aku ada di sana  “ucap Jiena yang tak jadi  menyudahi perkataannya.
“Oh,itu,jadi sebenarnya Gw kenal sama cowok itu dia itu mantan  suami almarhum kakak Gw”  ucap  Jinu yang sebenarnya belum selesai tapi telah di salip oleh  Jiena.
“Almarhum”sela Jiena.

“Iya,kakak Gw meninggal juga gara-gara di,jadi dia  itu ninggalin kakak Gw dan setelah itu di nikah lagi  tapi karena  sayangnya kakak Gw sama cowok brensek itu jadi ia gak terima terus kakak Gw bunuh diri”jelas Jino lebih dalam.

“jadi begitu”ucap Jiena.
“tiba-tiba ponsel yang tadi diberikan peria itu pun bordering
“ah ponselku” ucap Jiena sambil mengeluarkannya dari saku joker coklatnya.
“Lo punya hp “Tanya Jinu kesal.
“Iya,pria itu yang memberikannya”ucap Jiena yang membuat Jinu kesal.
“Lo nolak pemberian Gw terus Lo terima pemberian dia”kesal Jinu
“ ssuuuut” seru Jiena  sambil meletakkan jempolnyapada bibir Jinu dan mungkin membuat Jinu bahagia.

Jinu tersenyum bahagia pada kelakukan Jiena tadi sementara Jiena pergi ke samping restorant untuk mengangkat telepon karena  tidak tahu caranya Jiena pun kembali kepada Jinu.

“ siapa” Tanya Jinu penasaran dengan memandang Jiena.
“ Aku tidak bisa membukanya “ jawab Jiena dengan polosnya dan membuat Jinu terkekeh.
“ Dasar bego” cela Jinu. 


Jinupun mengambil ponsel tersebut, untuk mengangkat telepon tersebut dengan cara menggesernya . setelah diangkat ternyata itu dari kantor yang tadi ia titipkan hasil tulisannya, dan mengatakan bahwa mereka bersedia untuk memmbuatnya menjadi buku, baru setelah itu diterbitkan ke pasar. Jiena pun senang begitu juga dengan Jinu ikut senang atas kebahagiaan Jiena.

bersambung.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar