
Hangat
nya cahaya mentari membuat tidur Jiena semakin lelap hingga membuat nya kembali
menarik selimut dan seolah-olah lupa
jika ia harus kerja.
“
Ya ampun Jiena kamukan harus membantu Ibu Rose”
ucap Jiena sambil lari secepatnya ke kamar mandi, untuk mencuci muka dan
kemudian menghampiri Ibu Rose yang tengah sibuk menyiapkan dagangannya.
“Maaf
kan aku Bu aku memang tak tahu terima kasih, sudah numpang bangun kesiangan
lagi” ucap Jiena sambil menciumi tangan Ibu Rose yang sedang memotong bawang
bombai.
“
Tadak apa, sudah sana kamu buka restoran terus kamu balik papan tulisannya” suruh Ibu Rose.
“
Iya Bu” ucap Jiena sambil berlari menuju pintu depan restoran untuk membalik tulisan closed menjadi open .
Pelanggan
pun mulai berdatangan dan membuat suasana menjadi ramai dan sempit karena
memang restoran Ibu Rose boleh dibilang restoran paling popular di kotanya.
Namun pemandangan tak biasa datang dari luar, seorang pria gagah serta tinggi
semampai dengan mobil mewah yang terus memandangi kearah restoran. Hal itu
membuat Jiena penasaran sehingga ia pun keluar untuk mencari tahu, ia pun baru menyadari jika itu adalah pria
yang sama yang ia temui di diskotik kemarin.
“
Hai “ sapa pria itu sambil membuka kacamata hitamnya.
“
Apa yang kamu lakukan” Tanya Jiena.
“
aku sedang menunggu mu, sebelumnya aku ingin makan di tempat mu bekerja” ucap
pria itu sambil berjalan dengan memegang pinggang Jiena , karna risih Jiena
berjalan dengan cepat agar bisa membuat pria itu memindahkan tangannaya dari
pinggang Jiena mereka pun memasuki restaurant tempat Jiena berkerja dan seperti
biasanya Jieana pun mengambilkan pesanan pria itu. Sepertinya pria itu menyukai
Jiena karna ia tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Jiena sedikit saja.
“silahkan
“ ucap Jiena seraya menurunkan makanan dan minuman darri atas nampannya.
“Kam
manis sekali sayang” ucap pria itu.
“Terima
kasih” kata Jiena sebelum melangkah
pergi karna sebenarnya ia mulai risih dengan perlakuan pria itu yang terus menerus memandangaibya dengan
tatapan aneh.
“
Dasar pria berengsek, enak saja ia
memanggilku seperti itu ( sambil duduk dan membaca buku hasil karyanya sendir)
oh ya aku kan mau bertanya sesuatu padanya” ucap Jiena sambil bangkit dari
tempat duduk dan kembali menghampiri
pria itu sambil membawa bukunya.
Namun
keinginan Jiena berhenti untuk sementara waktu karena ia melihat pria itu sudah
tak ada di tempatnya, entah kemana ia pergi. Tiba-tiba ada sepasang tangan di
pinggang Jiena dan ternyata tangan pria itu.
“
Kau mencariku” ucap pria itu yang semakin menambah keeratannya pada Jiena.
“Ah
iya “ kata Jiena sembari membuang tangan itu.
“
Ayo, aku ingin pergi denganmu” ajak pria itu sambil mengalungkan tangannya pada
bahu Jiena namun tak jadi karna Jiena langsung
mengelaj dan menjauh.
“ini
kesempatanku, “ tunggu sebentar aku ingin membereskan ini dulu “ ucap Jiena
sambil membawa sisa makanan pria itu ke dapur.
Sementara
pria itu masih berdiri di tempat nya hungga kemudian berpindah karena penasaran
dengan sebuah buku di atas meja dan
kemudia membuka lalu membacanya.
“
Apa ini buku miliknya, dia seorang penulis “ ucap pria itu seraya membalik halaman demi halaman buku
tersebut.
Jiena
pun selesai dan kembali, ia pun berlari
dan melihat pria itu membaca bukunya.
“
Apa yang kamu lakukan” ucap Jiena dengan sedikit ngos-ngosan.
“
Tulisanmu bagus, aku bisa membantumu menjadi penulis dan aku punya juga
perusahaan, telah banyak menerbitkan buku. Mungkin saja bukumu ini juga bisa
aku terbitkan dipasaran.” Jelas pria itu dengan sangat baik.
“benarkah”
seru Jiena girang .
“makanya
ayo pergi sekarang aku sudah tidak sabar” ucap pria itu.
“
aku juga” balas Jiena .
Karena
kegirangan Jiena pun langsung memutuskan untuk mengikuti pria itu dan naik
kedalam mobilnya. Kebetulan pada saat itu Jinu sedang keluar karena ingin
membuang sampah dan membuatnya melihat Jiena pergi bersama pria itu, Jinu pun
berlari ke mobil tersebut namun sayang mobil tersebut telah pergi.
“
Jiena, jiena kan gw udah bilang lo jangan deket-deket sama dia” ucap Jinu
dengan khwatir.
Sementara
Jiena yang tidak sabar dengan janji pria tersebut pun tak hhenti-hentinya tersenyum. Namun apa
benar pria itu akan membuat Jiena menjadi seorang penulis. Mereka pun sampai
pada sebuah kantor yang memiliki nama yang sama dengan ID Card pria itu yang
sempat terbaca oleh Jiena kemarin.
“Wah,
kamu benar bekerja disini” ucap Jiena kagum.
“
Iya” jawab pria itu singkat.
Pri
itupun membawa Jiena ke sebuah ruangan yang dimana hanya di isi oleh para
pengetik sebelum akhirnya diterbitkan.
Jiena pun hanya tersenyum bahagia karna ia tak menyangka bisa memasuki
perusahan yang begitu besar dan juga terkenal. Pria itu membawa Jiena untuk
menemui kepala penerbit kantor tersebut. Merka pun masuk, pria itu mmemberikan
buku milik Jiena dan kepala penerbit itu membacanya.
“Bagus
tapu saya perlu waktu untuk mepertimbangkan tulisan ini sebelum diterbitkan,
kalau begitu anda bisa meninggal kan nomor ponsel anda untuk saya hubungi jika
saya telah selesai membacanya “ ucap sang kepala.
“
Tidak ada saya tidak memiliki ponsel” kata Jiena.
“ Kalau begitu pakai nomor ini saja” ujar pria
itu sembari menuliskan nomor tersebut secarik kertas.
Setelah
selesai merka pun keluar dari kantor tersebut dan memasuki mobil pria tersebut.
“
Ini, untukmu” ujar pria itu sambil memegang sebuah ponsel canggih.
“
Ha, tidak usah aku tidak membutuhkannya”
uacap Jiena seraya mendorong sedikit pnsel tersebut.
“Ambil
saja,nanti juga ponsel ini sangat membantumu karena nomor yang aku serahkan
kepada kepala penerbit tadi adalah nomor yang ada di ponsel ini”jelas pria itu.
“
Mengapa kau begitu baik, padahal kita
belum lama saling mengenal lantas bagaimana cara aku membayarmu” ucap Jiena.
“
Benarkah kau akan membayarnya manis” ucap pria itu sambil tersenyum sembringah.
“
Iya” kata Jiena polos dan tak mengerti arti dari senyum sembringah pria itu.
“
Ambil lah ucap pria itu sambil meletakkan di atas kelapak tangan Jiena sehingga
menyentuh tanagn Jiena”.
Jiena pun mengambil ponsel tersebut.
“
Terima kasih” kata Jiena
Sementara Jinu yang telah selesai bekerja pun
langsung pergi ke restitan tempat Jiena bekerja namaun Ia hanya bertemu dangan
Ibu Rose.
“
Bu, Jiena nya ada “ Tanya Jinu.
“
Nggak ada, dari tadi belum pulang Ibu juka tidak tahu Dia pergi kemana “ ucap Ibu Rose.
“Belum
pulang, yasudah saya permisi dulu ya Bu terima kasih” kata Jinu
Jinu
pun langsung pergi mencari Jiena menggunakan sepeda motor bututnya. Sementara
Jiena yang bersama pria tersebut pun tak mmerasakan ada yang aneh dengan pria
tersebut.
“
Kamu nggak usah pulang kamu nginep di rummage aku saja, lagi pula ini sudah malam” ucap pria itu dengan senyum
sembringah menghiasi wajahnya.
Tapi
nanti Bos ku mencariku bagaimana” ujar Jiena.
“ssuuut”
ujar pria itu dengan meletakkan
telunjuknya pada bibir Jiena.
Jiena
pun mulai resah dengan perlakuan pria itu yang semakin tak wajar padanya
sesungguhnya Jiena ingin pulang tapi Ia tak berani mengatakannya. Hingga pada
akhirnya mereka sampai pada rumah mewah serta megah yang merupakan rumah pria
tersebut. Pria itupun membawa Jiena masuk kedalam rumah tersebu.
“Masuklah”
ucap pria itu sembari membuka pintu rumah tersebut Jiena pun ikut masuk,
sesampainya didalam pria itu menunjukkan sebuah kamar yang bisa Ia gunakan
untuk sementara.
“Kamu
tidak ingin keluar bukankah kamu mengnyuruhku tidur “ ucap Jiena.
“
Tidak, aku mau tidur bersamamu” ujar pria itu sambil melangkah mendekati Jiena
dan duduk disampingnya. Mendengar ucapan
pria itu Jiena pun menjadi takut sehingga menjauhi pria itu.
“Kau
mau kemana sayang, bukankah kau akan membawarku” ujar pria itu genit.
“maksud
mu” Tanya Jiena seraya semakin menjauh dari pria iitu
“Ayolah
manis” ujar pria itu sambil mengejar Jiena yang berlari dari nya.
“Tidak,
jangan macam-macam kamu” ucap Jiena dengan sedikit gemetar serta ngos-ngosan
sambil berlari. Pria itu akhirnya berhasil menangkap Jiena.
“Ayolah
manis, aku bisa dengan mudah menyogok
kantor itu untuk secepatnya menerbitkan tulisan kamu dan setelah itu aku
bertanggung jawab atas semua ini” bujuk pria itu dengan manisnya.
“
Ya Allah, haruskah aku mengorbankan diriku demi cita-cita ku” gumam Jiena dalam
hati.
“
Tidak, tidak mungkin” ujar Jiena sambil berlari ke arah pintu dan membukanya namun tak semudah
itu pria itu masih saja mengejarnya dan berhasil menangkapnya kembali. Tapi
kali ni Jiena sudah bisa membaca situasi dan mulai membuat siasat licik.
“
Ayolah Jiena, aku biisa membuat mu menjadi penulis hebat dan setelah itu aku
akan menikahimu” ucap pria itu
“
Baiklah, jika itu bisa membuat semua mimpiku menjadi nyata aku mau melakukannya
“ ujar Jiena dengan senyum licik di wajah manisnya.
Pria
itu pun terkena perangkapnya. Kemudian pria itu membawa Jiena masuk dan setelah
pria itu lengah Jiena langsung mengunci pintu sehingga membuat pria itu
terkunci dari dalam.
“Kurang
ajar kau Jiena “ ucap pria itu sembari terus menerus menendang pintu tersebut.
Sementara
Jinu sampai di rumah pria itu, entah bagaimana Jinu bisa tahu jika Jiena berada
di sana. Jinu pun langsung menerobos masuk dan terlihatlah Jiena yang tengah
berlari.
“Jiena
lo nggak papa kan “ Tanya Jinu sambil mengelus rambut serta wajah Jiena untik
memastikan keadaannya.
“Tidak
pria itu ingin berbuat jahat padaku” ucap Jiena dengan nafas terengah-engah.
“
Brengsek di mana dia” kata Jinu dengan marahnya.
“tidak
Jinu”tegas Jiena dengan tatapan sayu khasnya yang bisa menenangkan Jihu.
Jinu
pun pergi
“Kamu
mau pergi kemana”Tanya Jiena yang kwatir jika Jinu berbuat aneh-aneh.
“Menelpon
polisi”jawab Jihu sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jiena.
Jinu
pun menelepon polisi tak lama pun datang dan segera menangkap pria itu dan
membawanya kekantor polisi.Jiena pun melihat pria itu dari jauh dan sempat tak
menyangka pria yang di anggapnya baik
ternyata sebaliknya.
“Ayo”ajak
Jinu.
“Ya”ucap
Jiena.
Keduanya
pun pulang dengan montor butut Jinu.Mereka pun sampai di restauran ibu Ros.
“Terima
kasih”ucap Jiena.
“Eh,tapi
bagaimana bisa kamu tahu kalau aku ada di sana
“ucap Jiena yang tak jadi
menyudahi perkataannya.
“Oh,itu,jadi
sebenarnya Gw kenal sama cowok itu dia itu mantan suami almarhum kakak Gw” ucap
Jinu yang sebenarnya belum selesai tapi telah di salip oleh Jiena.
“Almarhum”sela
Jiena.
“Iya,kakak
Gw meninggal juga gara-gara di,jadi dia
itu ninggalin kakak Gw dan setelah itu di nikah lagi tapi karena
sayangnya kakak Gw sama cowok brensek itu jadi ia gak terima terus kakak
Gw bunuh diri”jelas Jino lebih dalam.
“jadi
begitu”ucap Jiena.
“tiba-tiba
ponsel yang tadi diberikan peria itu pun bordering
“ah
ponselku” ucap Jiena sambil mengeluarkannya dari saku joker coklatnya.
“Lo
punya hp “Tanya Jinu kesal.
“Iya,pria
itu yang memberikannya”ucap Jiena yang membuat Jinu kesal.
“Lo
nolak pemberian Gw terus Lo terima pemberian dia”kesal Jinu
“
ssuuuut” seru Jiena sambil meletakkan
jempolnyapada bibir Jinu dan mungkin membuat Jinu bahagia.
Jinu
tersenyum bahagia pada kelakukan Jiena tadi sementara Jiena pergi ke samping
restorant untuk mengangkat telepon karena
tidak tahu caranya Jiena pun kembali kepada Jinu.
“
siapa” Tanya Jinu penasaran dengan memandang Jiena.
“
Aku tidak bisa membukanya “ jawab Jiena dengan polosnya dan membuat Jinu
terkekeh.
“
Dasar bego” cela Jinu.
Jinupun
mengambil ponsel tersebut, untuk mengangkat telepon tersebut dengan cara
menggesernya . setelah diangkat ternyata itu dari kantor yang tadi ia titipkan
hasil tulisannya, dan mengatakan bahwa mereka bersedia untuk memmbuatnya
menjadi buku, baru setelah itu diterbitkan ke pasar. Jiena pun senang begitu
juga dengan Jinu ikut senang atas kebahagiaan Jiena.
bersambung.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar