Selamat Datang Di Blog Saya

Rabu, 14 April 2021

pangkas rambut


Disaat rambut pria mulai gondrong ada diantaranya ingin membiarkan nya dan ada juga yang ingin memangkas nya agar terlihat rapi

Pangkas rambut tidak bisa dilakukan seorang diri kecuali orang tersebut sudah terlatih atau terbiasa memangkas rambutnya sendiri

Biasanya jika ingin memangkas rambutnya seseorang akan datang ketempat cukur rambut, barbershop, atau menyuruh temannya yang biasa memangkas rambut


Alat - alat yang biasa digunakan untuk memangkas rambut adalah:
  • Kaca normal
  • Kursi 
  • Sisir
  • Gunting
  • Mesin cukur
  • Pisau atau silet
  • Krim 
  • Bedak 
  • Handuk
  • Dsb

Sejauh ini, belum ada catatan pasti kapan pertama kali sejarah para tukang cukur rambut muncul di Indonesia. Namun, dalam beragam sumber disebutkan kalau  ada 4 etnis yang menjadi pelopor seni cukur rambut secara turun-temurun di Indonesia, yaitu suku Minang, Garut, Madura dan Tionghoa.

Sejarah potong rambut sendiri disebut-sebut sudah ada sejak zaman purba, jauh sebelum Robert Hincliffe asal Inggris menemukan gunting pada 1761.

Di Indonesia, jejak tukang cukur jalanan bisa ditemukan pada dokumentasi foto-foto zaman kolonial Belanda

Misalnya dokumentasi foto Indonesia tempo dulu milik KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) yang bermarkas di Leiden, Belanda.

Lembaga itu menyimpan banyak koleksi foto para tukang cukur rambut jalanan di beberapa kota besar Indonesia mulai periode 1911 sampai 1930-an.


Barbershop berasal dari bahasa latin “barba” yang berarti “janggut”.  Barbershop pertama kali berdiri di Wilayah Macedonia sekitar 400 tahun sebelum masehi dan menyebar ke beberapa daerah lain seperti Mesir.  Tetapi pada zaman itu, para pemangkas rambut ternyata bukan hanya bekerja memangkas rambut saja, mereka juga bekerja sebagai tenaga medis yang melayani operasi bedah kecil seperti mencabut gigi atau mengobati luka. Mereka mendapat ilmu tersebut dari para pendeta selama abad pertengahan. 

Namun sayangnya, kebanyakan para pendeta saat itu justru tidak mengobati pasien sebagaimana mestinya. Kemudian Paus mengeluarkan keputusan berupa sanksi kepada 1163 pendeta. Pada saat itu, pelayanan medis pun dimonopoli oleh barbershop. 

Seiring perkembangan zaman, akhirnya barbershop dipisah dengan ahli bedah medis atau yang biasa kita kenal dengan Dokter. Para pemangkas yang bekerja di barbershop hanya melayani pangkas rambut, mencukur janggut atau kumis. 

Salah satu tokoh dunia yang sukses menjadi tukang cukur sekaligus ahli bedah pada zaman dahulu yaitu Ambroise Pare yang kini namanya sudah mendunia.

Di Indonesia sendiri, barbershop sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Salah satu barbershop yang melegenda yaitu barbershop yang bernama Ko Tang yang berada di kawasan Petak Sembilan yang berada di Jalan Pintu Besar Selatan Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Barbershop tersebut didirikan oleh pengusaha TiongHoa bernama Po Kin Tien pada tahun 1936 dan hingga sekarang masih melayani para pelanggannya.


Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merawat rambut agar tetap rapi dan sehat, menata rambut tidak hanya dilakukan oleh wanita saja, pria pun juga banyak yang menata rambut mereka.

Sehingga tidak heran jika saat ini semakin banyak muncul bisnis barbershop, maupun pangkas rambut tradisional. Pada dasarnya, barbershop dan pangkas rambut tradisional sama-sama menawarkan jasa pangkas rambut, namun ada beberapa hal yang membedakannya.

1. Fasilitas
Hal pertama yang membedakan barbershop dengan pangkas rambut tradisional yaitu dilihat dari segi fasilitas yang disediakan. Jika kamu masuk ke ruangan barbershop kamu akan menemukan berbagai alat pangkas rambut yang lengkap dan modern, berbagai cream rambut, perlengkapan perawatan rambut, seperti alat untuk creambath, cat rambut, hingga tattoo rambut. Serta dilengkapi dengan fasilitas tambahan yang membuat pelanggan nyaman seperti AC atau Wifi gratis.

Berbeda dengan ruangan pangkas rambut tradisional, kamu hanya akan menemukan beberapa peralatan untuk memotong rambut dan peralatan shaving (mencukur janggut atau kumis) yang masih manual. Seperti gunting, sisir, dan cream shaving.

2. Jasa
Jasa yang disediakan oleh barbershop juga lebih lengkap dibanding jasa yang ditawarkan pangkas rambut biasa. Barbershop tidak hanya menyediakan jasa potong rambut, tetapi juga menyediakan berbagai perawatan rambut, seperti creambath, smoothing, tattoo rambut, pijat, dan lain-lain.

Berbeda dengan jasa yang disediakan oleh pangkas rambut tradisional, mereka hanya menyediakan jasa potong rambut biasa dan shaving saja.

3. Gaya Up To Date
Berbicara mengenai gaya potong rambut, barbershop lebih up to date dibanding pangkas rambut tradisional. Barbershop selalu mengupdate referensi gaya potong rambut yang terkini, seperti classic, undercut, pompadour dan gaya lainnya.

Sedangkan pangkas rambut tradisional hanya memiliki beberapa referensi gaya potong rambut yang terkesan seperti itu-itu saja. Mungkin kamu akan menemukan beberapa model rambut yang terpajang dinding

4. Durasi Waktu
Durasi waktu yang digunakan barbershop untuk memotong rambut biasanya lebih lama dibanding pangkas rambut tradisional. Karena setelah pengerjaan potong rambut di tempat pangkas rambut tradisional, biasanya kamu akan langsung pulang. Berbeda jika kamu memotong rambut di barbershop, akan ada sesi pijat dan cuci rambut jika kamu mau.

5. Harga
Berbicara mengenai harga, biasanya harga service yang ditawarkan barbershop lebih mahal dibanding pangkas rambut tradisional. Hal ini dikarenakan barbershop menyediakan berbagai fasilitas yang lebih lengkap, model rambut yang up to date, dan menggunakan peralatan rambut yang lebih berkualitas dan lebih modern.


Demikianlah artikel yang dapat saya tulis semoga bermanfaat

------------------------------
Sumber

Google.com

https://m.liputan6.com/lifestyle/read/4046240/cerita-akhir-pekan-sejarah-dan-perkembangan-tukang-cukur-di-indonesia

https://zainbarberbali.com/barbershop-tips/sejarah-barbershop-di-indonesia/

https://zainbarberbali.com/barbershop-tips/perbedaan-barbershop-dengan-pangkas-rambut-tradisional/









Tidak ada komentar:

Posting Komentar